Zaidun Dan Amrun; Selebritis Pelajaran Nahwu. Apa Sebab Zaidun dan Amrun Menjadi selebritis dari dulu sampai sekarang ???
Zaidun Dan Amrun; Selebritis Pelajaran Nahwu. Apa Sebab Zaidun dan Amrun Menjadi selebritis dari dulu sampai sekarang ???- Ilmu Nahwu dan Shorof adalah kunci pertama untuk dapat memahami literatur dan khazanan tradisi Islam, Al-Qur’an, hadits, dan segala macam ilmu penunjangnya. Kawan-kawan mungkin sudah tau apa itu ilmu Nahwu dan Shorof. Biasanya di pesantren-pesantren salaf kedua ilmu itu dipercayai dapat menunjang dan membantu kita dalam membaca dan memhami kitab gundul. Ketika mendengar kitab kuning atau kitab gundul, banyak orang merasa ngeri karena harus berhadapan dengan huruf-huruf yang kelihatan ruwet , tanpa harkat, apalagi makna.
Dalam kitab-kitab nahwu, seperti Jurumiyah, ‘imrithi, Alfiyah dan lain-lain, nama Zaid dan ‘Amr bisa dikatakan sebagai selebiriti. Bagaimana tidak, keduanya sering disebutkan dalam berbagai contoh masalah-masalah nahwiyyah. Seperti “Ja’a Zaidun” atau “dlaraba Zaidun ‘Amran”. Ada pertanyaan menggelitik, mengapa harus Zaidun dan Amrun yang sering dijadikan contoh ??? Jawabannya jelas bahwa ini hanya sekadar contoh untuk lebih memberikan pemahaman yang mendalam terhadap para pemula dalam belajar tata bahasa Arab ini.
Dalam kitab-kitab nahwu, seperti Jurumiyah, ‘imrithi, Alfiyah dan lain-lain, nama Zaid dan ‘Amr bisa dikatakan sebagai selebiriti. Bagaimana tidak, keduanya sering disebutkan dalam berbagai contoh masalah-masalah nahwiyyah. Seperti “Ja’a Zaidun” atau “dlaraba Zaidun ‘Amran”. Ada pertanyaan menggelitik, mengapa harus Zaidun dan Amrun yang sering dijadikan contoh ??? Jawabannya jelas bahwa ini hanya sekadar contoh untuk lebih memberikan pemahaman yang mendalam terhadap para pemula dalam belajar tata bahasa Arab ini.
Ada cerita unik mengenai hal ini. Dalam kitab An-Nadharat karya Syaikh Musthafa Luthfi bin Muhammad Luthfi Al-Manfluthi (w=1343) Juz 1 hlm 307, Diterangkan tentang asal usul kenapa Zaid dan Amr menjadi selebritis nahwu....
Lafadz Zaidun artinya tambah,itu sebagai tabarrukan dan tafa,ulan agar ilmu kita juga semakin bertambah.
Cerita ini diambil dalam kitab
Lafadz Zaidun artinya tambah,itu sebagai tabarrukan dan tafa,ulan agar ilmu kita juga semakin bertambah.
Cerita ini diambil dalam kitab
النظرات للشيخ مصطفى لطفي بن محمد لطفي المنفلوطي المتوفى ١٣٤٣ هجرية بمصر
Dalam jilid 1 halaman 307 di ceritakan
أراد داود باشا أحد الوزراء السالفين في الدولة العثمانية أن يتعلم اللغة العربية فأحضر أحد علماءها سأل شيخه يوما ما الذي جناه عمرو من الذنوب حتى استحق أن يضربه زيد كل يوم ويقتله تقتيلا ويبرح به هذا التبريح المؤلم
وهل بلغ عمرو من الذل والعجز منزلة من يضعف عن الانتقام لنفسه وضرب ضاربه ضربة تقضى عليه القضاء الأخير
سأل شيخه هذا السؤال وهو يتحرق غيظا وحنقا ويضرب الأرض بقدميه
فأجابه الشيخ : ليس هناك ضارب ولا مضروب . وإنما هي أمثلة يأتي بها النحاة لتقريب القواعد من أذهان المتعلمين
فلم يعجبه هذا الجواب
فغضب عليه وأمر بسجنه
ثم أرسل إلى نحوي آخر فسأله كما سأل الأول فأجابه بنحو جوابه فسجنه كذالك
ثم مازال يأتي بهم واحدا بعد واحد حتى امتلأت السجون وأفقرت المدارس وأصبحت هذه القضية المشئومة الشغل الشاغل له عن جميع قضايا الدولة ومصالحها
ثم بدا له أن يستوفد علماء بغداد فأمر بإحضارهم فحضروا وقد علموا قبل الوصول إليه ماذا يراد بهم, وكان رئيس هؤلاء العلماء بمكانة من الفضل والحذق والبصر بموارد الأمور ومصادرها
فلما اجتمعوا في حضرة الوزير أعاد عليهم السؤال بعينه
فقال داود الوزير ما هي جنايته
فقال له إنه هجم على اسم مولانا الوزير واغتصب منه الواو فسلط النحويون عليه زيدا يضربه كل يوم جزاء وقاحته وفضوله
يشير إلى زيادة واو عمرو وإسقاط الواو الثانية من داود في الرسم
فأعجب الوزير بهذا الجواب كل الإعجاب
وقال لرئيس العلماء :أنت أعلم من أقلته الغبراء وأظلته الخضراء فاقترح علي ما تشاء فلم يقترح عليه سوى إطلاق سبيل العلماء المسجونين فأمر بإطلاقهم وأنعم عليهم وعلى علماء بغداد بالجوائز والصلات
konon ada salah seorang menteri dalampemerintahan Daulah Utsmaniyah yaitu Daud Basya ingin belajar BahasaArab. Lalu dia mendatangkan salah seorang ulama untuk mengajarinya.
Setiap kali sang guru menjelaskan I’rab Rafa’ dan Nashab atau fa’il dan maf’ul, ia mencontohkan dengan lafadz “Dharaba Zaidun ‘Amran”, yang berarti Zaid memukul Amr. Sang menteri lalu bertanya:
Setiap kali sang guru menjelaskan I’rab Rafa’ dan Nashab atau fa’il dan maf’ul, ia mencontohkan dengan lafadz “Dharaba Zaidun ‘Amran”, yang berarti Zaid memukul Amr. Sang menteri lalu bertanya:
“Apa kesalahan Amr sampai-sampai Zaid memukulnya tiap hari?, Apakah Amr punya kedudukan lebih rendah dari pada Zaid sehingga Zaid bebas memukulnya, menyiksanya dan Amr tidak bisa membela dirinya?”Sang menteri menanyakan ini sambil menghentakkan kakinya ke tanah dengan marah-marah.
Gurunya menjawab :"Tidak ada yang memukul dan tidak ada yang dipukul!. Ini hanya contoh saja yang dibuat ulama nahwu untuk lebih memudahkan untuk belajar kaidah-kaidah nahwu”.Rupanya jawaban ini tidak memuaskan hati sang menteri. Dia marah, lalu ia penjarakan ulama yang telah mengajarinya itu.
Kemdian ia menyuruh orang mencari ulama nahwu lain. Ia menanyakan pertanyaan tersebut kepada mereka. Jawabannya sama, hingga banyak di negerinya terpenjara akibat jawaban yang tidak dapat memuaskan hatinya. Penjara penuh dengan para ulama dan madrasah-madrasah semakin sunyi.
Kejadian ini menjadi pembahasan di mana-mana, hingga sang menteri mengutus anak buahnya untuk menjemput para ulama-ulama ahli Nahwu dari Bagdad.
Mereka datang menghadiri udangan menteri dipimpin seorang ulama yang paling alim, cerdas, cakap, dan cerdik.
Di hadapan para ahli Nahwu Baghdad ini, Daud Basya bertanya lagi: “Apa kesalahan Amr hingga ia selalu dipukul Zaid?”
Ulama itu menjawab: “Kesalahan Amr adalah karena ia telah mencuri huruf wawu yang seharusnya itu milik Anda”.
Ia menunjuk adanya huruf wawu dalam lafadz Amr setelah huruf ro’. Ia melanjutkan jawabannya: “Dan huruf wawu ini lah yang saharusnya ada dalam lafadz Daud. Lihat! Wawu lafadz Daud hanya satu, yang seharusnya ada dua!”.
Selanjutnya ia berkata: “Oleh sebab itu, para ulama nahwu memberikan wewenang kepada Zaid untuk selalu memukul Amr, sebagai hukuman atas perbuatannya itu!”.
Mendengar jawaban itu, Sang menteri benar-benar puas dan memuji ulama tersebut. Ia menawarkan hadiah, apa saja yg kamu kehendaki. Namun ulama itu menjawab: “Aku hanya memohon agar para ulama yang anda penjarakan segera dibebaskan”.
Sang Menteri mengabulkannya dan memberikan hadiah kepada para ulama bagdad tersebut.
Itutlah sekelumit cerita tentang Zaidun Dan Amrun; Selebritis Pelajaran Nahwu. Apa sebab Zaidun dan Amrun Menjadi selebritis dari dulu sampai sekarang ??? semoga bisa bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Zaidun Dan Amrun; Selebritis Pelajaran Nahwu. Apa Sebab Zaidun dan Amrun Menjadi selebritis dari dulu sampai sekarang ???"
Posting Komentar